Duh Gusti, apa silap diri ini
hingga kau timpakan petaka lagi
seperti malam yang tak mau berkemas pergi
periuk tak pernah penuh terisi semakin dalam tak terisi
Duh Gusti, pemberi terang bayang
tunjukkan sejumput harapan dahaga sendang
genangi dengan karuniamu yang sejuk dan tenang
hingga masuki relung jiwa telah tandus gersang
Duh Gusti, penentu titah segala
aku bukanlah ken arok yang buta meruwat dunia
membuang akal budi menghamba nafsu nista
namun manusia adalah sama akupun memiliki angkara
Periuk nasi dingin diam tiada isi
tertinggal dengan laju harga meninggi
sungguh tak terkejar merebah tubuh terkapar
lumatkan upaya yang tersisa agar perut tak lapar
Kini hanyalah sabar yang masih kusimpan
tetapi entah sampai kapan !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar