Kamis, 02 Mei 2013

BISU

Aku kecewa pada satu sesal di petang hari
Kekeluan dari dalam, kejur kaku kelam malam
Senyum dan tawa seorang penyair tak lagi berarti
Telah kau bekukan lagakku dengan lidahmu

Aku kecewa pada satu sesal di petang hari
Aku tak bersaksi pada seorang adam
Cuma bersegara, dan berlagak
Bukannya bangkit, membentak, dan mencela

Keluhmu tak dapat habiskan problema
Bukankah sejak lama ujaran itu merasuk dalam jiwa
dan menghujam batinmu
hingga mulutmu beroleh laknat?

Telah ku sesali satu kericuhan di petang hari
Aku ingin saja diam. Membisu sampai bisu
Hingga tak lagi ada yang menghujam hatimuAku kecewa pada satu sesal di petang hari
Kekeluan dari dalam, kejur kaku kelam malam
Senyum dan tawa seorang penyair tak lagi berarti
Telah kau bekukan lagakku dengan lidahmu

Aku kecewa pada satu sesal di petang hari
Aku tak bersaksi pada seorang adam
Cuma bersegara, dan berlagak
Bukannya bangkit, membentak, dan mencela

Keluhmu tak dapat habiskan problema
Bukankah sejak lama ujaran itu merasuk dalam jiwa
dan menghujam batinmu
hingga mulutmu beroleh laknat?

Telah ku sesali satu kericuhan di petang hari
Aku ingin saja diam. Membisu sampai bisu
Hingga tak lagi ada yang menghujam hatimu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar